Saturday, March 15, 2014

Investasi lahan perkebunan



Investasi bukan hanya ada di pasar modal atau membeli rumah saja. Kadang investasi juga berbentuk dalam lahan perkebunan. Lahan perkebunan juga sudah menarik orang-orang berduit untuk membelinya karena keuntungan yang sangat menggiurkan Lahan-lahan perkebunan yang menghasilkan kelapa sawit, karet, maupun coklat.
Dalam hitungan 4-5 tahun, perkebunan tersebut menghasilkan hasil yang banyak seperti getah karet, sawit dan coklat. Hasil perkebunan tersebut bisa meningkat bergantung dari banyaknya bergantung dengan hasil panen dan luas perkebunan. Katanya kalau kelapa sawit setidaknya dapat mendapatkan untung  4 juta dari satu hektar setelah dkurangi oleh biaya-biaya lainnya.
Untuk berinvestasi di perkebunan memang membutuhkan biaya yang sangat besar sekali. Apalagi kalau kita membuat perkebunan di daerah padat penduduk seperti Pulau Jawa. Harga tanah yang mahal sekali pada penduduk yang padat. Kalau mau mencari tanah yang murah adalah tanah yang jauh dari pemukiman hanya saja lebih rawan karena tidak ada penduduknya. Oleh karena itu pengembangan perkebunan sekarang ke daerah-daerah yang sepi dari penduduk seperti Kalimantan dan Sulawesi.
Hal lain yang paling di utamakan adalah kesuburan tanah tersebut. Jika tanah tandus maka tidak bisa ditanami oleh tumbuhan-tumbuhan produktif. Tanah yang gersang susah untuk diolah dan baiknya untuk lahan gembala ternak saja atau perumahan. Tanah yang subur akan menghasilkan hasil perkebunan yang berlimpah dari tanah yang biasa.
Setelah ada tanahnya maka si pengusaha harus mengelola tanah tersebut. Biasanya petani membakar lahan tersebut karena lebih sederhana. Pembakaran akan lebih cepat dan abunya dapat menjadi pupuk alami. Risikonya pembakaran akan merembet kemana-mana maka akan membuat bencana asap di daerah tersebut.
Setelah tanah diolah maka memilih bibit-bibit yang baik. Jangan memilih bibit yang palsu karena akan merugikan bagi si petani. Memilih bibit pada pembibit yang sudah terpercaya agar mendapatkan bibit yang meghasilkan panenan yang belrimpah.  Klaua dengan bibit palsu, kita akan menunggu selama 4-5 tahun dan selalu membiayainya namun hasilnya tidak seberapa. Mungkin untuk biaya panen saja tidak menutupi operasional perkebunan.
Dalam masalah investasi kebun kadang ada factor keberuntungan. Ada yang menghasilkan panen besar namun pengurusnya tidak jujur sehingga tidak mendapatkan hasil yang baik. Penulis juga pernah mendengar bahwa ada pemilik kebun yang tidak pernah untung kareena menyerahkan pada orang yang tidak dapat dipercaya.  Si pengelola selalu menyebutkan bahwa mereka mengalami kerugian terus saja. Hal ini karena pemilik tidak tegas dalam mengelola perkebunannya. OLeh karena itu dalam berinvestasi ke keb harus memperhatikan banyak hal dan lebih repot dari berinvestasi saham. Kalau saham hanya membeli saham dan tinggal menunggu saham memberikan keuntungan.

No comments:

Post a Comment