Sunday, March 30, 2014

Investasi Kelapa Sawit

Orang beruang dan orang kota yang mempunyai modal beramai-ramai
memborong kebun kelapa sawit untuk menambah jumlah kekayaan mereka.
Kelapa sawit adalah salah satu primadona perkebunan saat ini.
Permintaan Kelapa sawit semakin hari semakin meningkat karena tumbuhan
yang menghasilkan minyak ini bisa berguna dalam beberapa hal.
Kegunaan umum tumbuhan ini adalah minyak goreng nabati. Minyak goreng
dari kelapa sawit diminati di negara-negara bukan hanya Asia dan
Afrika melainkan Eropa. Saking pentingnya komoditi ini Rusia bersedia
menukar peralatan militernya dengan minyak sawit pada negara-negara
penghasil sawit baik Indonesia dan Malaysia.
Ekspansi lahan sawit sangat hebat sekali hingga para penggiat
lingkugan memperingatkan akan terancamnya hutan lindung. Kalau
seluruhnya dipakai untuk sawit alam kita akan gersang seperti yang
terjadi di beberapa daerah.
Sayangnya sekarang investasi sawit sudah dikuasai oleh
perusahaan-perusahaan besar yang mempunyai ribuan hektar. Mereka juga
memiliki kilang minyak sawit sendiri sehingga mereka bisa meraup
keuntungan yang berlipat.
Kalau pengusaha kecil mungkin hanya memiliki 5-10 hektar saja dan
harga sawitnya bisa fluktuaktif. Mereka menjual sawit pada
parik-pabrik yang sudah juga memunyai sawit akibatnya harga menjadi
tidak stabil. Kadang ketika panen sawitnya hanya mencapai lima puluh
rupiah saja sehingga tidak memenuhi upah buruh untuk memanen buah
sawit tersebut.
Dalam berinvestasi sawit juga bisa dilakukan dengan tiga cara yakni
membeli kebun sudah siap panen, Membeli kebun yang baru ditanam atau
mengolah dari awal. Kebanyakan ada yang membeli kebun yang sudah siap
panen. Ada pasaran yang menjual kebun siap panen karena kadnag petani
juga membutuhkan uang. Kelebihan dari membeli kebun siap panen adalah
hasil panen dalam waktu yang tidak lama. Mereka bisa menghasilkan uang
langsung begitu membeli kebun tersebut. Hanya saja kalau membeli kebun
yang siap panen adalah harganya mahal. Harganya lebih mahal daripada
harga tanah tersebut karena adanya potensi uang yang mengalir setiap
bulannya.
Kalau yang paling murah adalah dengan membuka lahan sendiri. Membeli
tanah subur yang lebih murah dan mengolah tanah sendiri. Petani harus
memanamkan dengan bibit yang unggul yang menghasilkan lebih banyak
kelapa sawit. Cara ini lama juga dan ada risiko yang besar untuk
menjaga tanaman tersebut. Tanaman yang kecil akan mudah sekali
terserang penyakit dan gangguan dari hama seperti kera dan babi hutan.
Kedua binatang tersebut menyukai tunas dari tanaman sawit yang muda.
Kalau Mereka makan maka tanaman mudah akan mati. Pemiliki harus
kembali menanam dan menjaganya hingga tanaman bisa tumbuh menjadi
remaja.
Kalau membeli kebun yang sudah dewasa mungkin juga risikonya hasil
panennya namun kebun ini lebih murah dan lebih tahan penyakit. Ada
kemungkinan tanaman ini juga akan menghasilkan hasil yang cukup
banyak.

No comments:

Post a Comment