Monday, August 17, 2015

Jangan Manjakan Anak dengan Mainan



Kalau dulu kita ingin meminta mainan kepada orang tua kita selalu merengek. Kita yang tertarik dengan mainan yang baru atau lucu ingin memintanya.Terkadang ada pedagang yang datang kita harus hentikan untuk membelinya. Atau kalau teman-teman sedang bermain suatu mainan maka kita juga turut untuk meminta mainan tersebut.Kita tidak mau ketinggalan dengan tema kita.
Zaman kita mungkin berbeda dengan zaman orang tua kita dulu. Kalau mereka hendak bermain,maka mereka mencari kayu di hutan.Mereka menggergaji sendiri kayu untukdibuat menjadi mobil-mobilan.untuk membuat mainan tidak perlu merengek pada orang tua. Zaman penulis kecil juga masih merasakan membuat main-mainan dari peti gula merah. Kita meminta peti gula dari pedagang gula walau kadang tidak dikasih. Kita menggambar pola-pola mobil mirip seperti kijang,Daihatsu,dan pick up. Kalau sedang mungkin susah sekali karena bentuknya yang bagus.
Yah kalau zaman sekarang mainan bisa seharga dengan sepeda motor. Untuk beli sepeda motor saja kita masih belum bisa apalagi mau beli mainan. Prioritas kita terbatas untuk membeli mainan anak.Kita mungkin masih membeli mainan yang murah saja.
Kalau kita masih mempunyai priritas lain dalam pengeluaran maka kita harus menahan untuk mengeluarkan  untuk mainan anak terlebih mainan yang mahal. Kita harus memberikan pengertian pada anak agar tidak  membeli mainan lagi.
Kita dapat mengatur dengan membeli mainan berkala dan menyesuaikan dengan kemamapuan kantong kita. Kalau ada mainan yang mahal mungkin kita bisa  membelinya dengan cara menabung terlebih dahulu. Jangan sampai kita membeli mainan dengan cara kredit karena halite membuat beban keuangan kita akan berat.
Halyang penting adalah menyimpan mainan juga. Kadang si adik bisa menggunakan  mainan si abang kalau keadaanya masih bagus.
Baca Juga 

No comments:

Post a Comment