Monday, January 6, 2014

Cek Kesehatan Keuangan

Sebelum melangkah untuk membuat sebuah tujuan keuangan, ada baiknya
atau mungkin sangat perlu untuk melakukan cek atau pemeriksaan
kesehatan keuangan. Kesehatan bukan menjadi masalah jasmani saja
melainkan ada juga kesehatan keuangan dan ada juga kesehatan rohani.
Maksud dari pemeriksaan ini tidak lain adalah untuk memeriksa apakah
kekurangan seseorang dalam keadaan sehat atau tidak.
Kalau sedang sehat tentu kia bisa melanjutkan apa yang sudah kita
kerjakan kalau keuangan kita sedang sakit maka yang kia lakukan adalah
melakukan beberapa perbaikan agar keuangan kita menjadi sehat dalam
waktu yang bertahap. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk
melakukan pemeriksanaan kesehatan keuangan seperti :
Langkah pertama adalah : MEMBUAT NERACA PRIBADI (INDIVIDUAL)
Neraca adalah suatu gambaran mengenai keadaan keuangan kita. Neraca
setidaknya mencatat kekayaan seseorang maupun perusahaan dan juga
kewajibannya.
Hitung Asset Lancar
Asset lancar adalah asset yang setara dengan uang kontan atau asset
yang mudah dicairkan. Jenis dari asset lacar adalah uang, koin, emas,
deposito, perhiasan, tabungan dan lain-lain.
Hitung Asset tidak lancar
Ada kalanya asset yang kita miliki tidak langsung bisa dirubah ke
bentuk rupiah seperi halnya tanah, kendaraan (mobil, motor,perahu dan
lain-lain), property, saham, obligasi, surat berharga dan lain-lain.
Total Asset
Setelah menghitung baik asset lancar maupun asset tidak lancar, kita
bisa lakukan adalah menghitung hutang asset lancar maupun asset tidak
lancar.
Selain asset , mungkin ia mempunyai kewajiban pada orang atau pihak
lain. Kewajiban adalah sesuatu yang harus kita penuhi atau harus kita
penuhi.
Kewajiban lancar
Kewajiban yang harus dipenuhi dalam tempo kurang dari satu tahun.
Kewajiban ini seperti hutang kartu kredit, hutang pada orang lain,
hutang leasing dll.
Kewajiban tidak lancar
Kewajiban yang harus dipenuhi pada jangka lebih dari setahun seperti
hutang KPR, hutang leasing dll.
Total Kewajiban
Ini adalah seluruh kewajiban baik kewajiban lancar maupun kewajiban
tidak lancar.
Setelah itu kita bisa menjumlahkan seluruh harta kita dikurangi dengan
seluruh kewajiban kita yang dinamakan juga net asset. Inilah yang
sebenarnya menjadi kekayaan kita. Kalau kewajiban lebih besar daripada
asset maka orang tersebut disebut juga bangkrut.
Setelah langkah pertama, kita lakukanlangkah kedua diagnosis keuangan
1. Cek arus keuangan bersih
Arus keuangan bulanan yang kita miliki harus bersih. Sebaiknya arus
kas positif bukan negatif karena kalau negatif maka harus mencari
tombokan. Kalau positif kas tersebut kita butuhkan untuk simpanan yang
dapat digunakan.
Jika terjadi negatif biasanya karena sisi pengeluaran lebih besar dari
sisi pemasukan. Yang paling mudah adalah mengulas atau me-review
daripada pengeluaran yang dilakukan. Kalau pengeluaran ada yang tidak
penting, sebaiknya kita pangkas saja atau kita hilangkan sama sekali.
2. Cek net asset
Seperti sudah diuangkapkan di bagian awal bahwa menghitung net asset
adalah selisih net asset dengan net liabilities. Kalau terjadi negatif
asset maka yang bisa kita lakukan adalah mengurangi hutang kita.
Mungkin yang paling mudah adalah mengurangi hutang konsumtif.
3. Cek dana darurat (emergency fund checking)
Kita harus memilki dana darurat yang bisa menyelematkan kita ketika
kita membutuhkannnya. Misalnya anak kita sakit maka mau tidak mau kita
harus membayar uang sakit. Sakit tidak bisa ditahan-tahan lagi atau
ditunda-tunda lagi sebab akan menyebabkan petaka yang lebih besar
lagi.
4. Periksa juga hutang konsumtif anda
Jangan sampai anda tenggelam dengan kebanyakan hutang yang harus anda
bayar tiap bulannya. Jika anda sudah kebanyakan hutang segeralah
membayaranya atau anda membatalkan hutang dengan mengembalikan barang
ersebut.

Selain itu kita bisa juga untuk memeriksa rasio-rasio keuangan yang
bisa kita pelajari untuk mengecek kesehatan keuangan kita, seperti:
1. Rasio likuiditas
Kas atau setara kas dibandingkan dengan total pengeluaran perbulan.
Hal ini mengindikasikan bahwa anda bisa bertahan hidup jadi ini sudah
termasuk dengan dana cadangan. Jumlah rasio tersebut yang terbaik
adalah enam kali atau setara enam bulan pengeluaran anda.
2. Rasio Tabungan
Rasio tabungan adalah perbandingan tabungan dengan pendapatan kotor.
Ini adalah indikator seberapa besar pendapatan kotor (gross income)
anda untuk masa depan anda atau investasi anda. Untuk pemula minimal
10% sementara untuk single yang belum mengeluarkan begitu banyak uang
dapat saja memilih porsi 20-40%.
3. Rasio hutang terhadap asset
Hutang seharusnya tidak boleh banyak dan kalau perlu kita tidak punya
hutang. Hutang akan menjadi beban tiap bulannya karena kita harus
membayar pokok (principal) dan bunganya (interest). Batas hutang yang
dibolehkan adalah hutang lebh kecil 50% daripada asset.
4. Rasio cicilan hutan terhadap = total pembayaran hutang dalam
bulanan dibandingkan dengan penghasilan utama pencari nafkah
Terkadang sebuah rumah tangga harus membayar cicilan rumah, mobil, dan
lain-lain. Meski kewajiban tersebut adalah kewajiban jangka panjang
namun bukan berarti dibayar pada jangka panjang sekaligus. Kita harus
mencicilnya perbulan yang berarti ada bagian cicilan jangka pendek
dari hutang kita.
5. Rasio Cicilan hutang tanpa agunan
Kadang masyarakat masa kini merasa tidak kerena kalau tidak ada kartu
kredit karenanya mereka mendaftar kartu kredit. Rasio hutang pada
kartu kredit juga maksimal 15%. Lebih dari itu kita harus
berhati-hati.
6. Rasio kebangkrutan
Rasio ini mempunyai formula net asset dengan total asset. Setidaknya
rasio ini harus memiliki 35% atau usahakan 50%,.

No comments:

Post a Comment